Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
MASYARAKAT
PEDESAAN
A.
PENGERTIAN
DESA/PEDESAAN
Yang
dimaksud desa menurut Sutardjo Kartohadikusuma mengemukakan sebagai berikut:
“
desa adalah suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat
pemerintahan sendiri.”
Menurut Bintarto desa merupakan perwujudan atau kesatuan
geografi, social, ekonomi, politik dan kultural yang terdapat di situ (suatu
daerah) dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah
lain.
Sedangkan menurut Paul h. Landis, desa adalah penduduknya
kurang dari 2.500 jiwa.
Ciri-ciri masyarakat pedesaan adalah sebagai berikut:
1.Di dalam masyarakat pedesaan memiliki hubungan
yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan
lainnya di luar batas-batas wilayahnya.
2. System kehidupan umumnya berkelompok dengan
dasar kekeluargaan (gemeinschaft atau paguyuban)
3. Sebagian besar warga masyarakat hidup dari
pertanian. Pekerjaan-pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan
sambilan (part time) yag biasa mengisi waktu luang.
4.Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal
mata pencaharian, agama, adat-istiadat dan sebagainya.
Masyarakat pedesaan identic dengan istilah ‘gotong-royong’
yang merupakan kerja sama untuk mencapai kepentingan-kepentingan mereka. Kerja
bakti itu ada dua macam:
1. Kerja sama untuk pekerjaan-pekerjaan yang
timbulnya dari inisiatif warga masyarakat itu sendiri (biasanya di istilahkan
dari bawah).
2. Kerja sama untuk pekerjaan-pekerjaan yang
timbulnya tidak dari inisiatif warga itu sendiriberasal dari luar (biasanya
berasal dari atas).
B.
HAKIKAT DAN SIFAT MASYARAKAT PEDESAAN
Beberapa gejala-gejala social yang sering diistilahkan
dengan:
a. Konflik (pertengkaran)
b. Kontraversi
(pertentangan)
c. Kompetisi (persiapan)
d. Kegiatan pada
masyarakat pedesaan
C.
UNSUR-UNSUR DESA
1. Daerah, dalam arti
tanah-tanah yang produktif dan yang tidak, beserta penggunaanya.
2. Penduduk, adalah hal
yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata pencaharian
penduduk desa setempat.
3.Tata kehidupan, dalam
hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa.
Ketiga unsur tersebut
merupakan satu kesatuan dan tidak berdiri sendiri.
D.
FUNGSI DESA
1. dalam hubungan dengan
kota, maka desa yang merupakan “hinterland” atau daerah dukung yang berfungsi
sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok.
2. desa ditinjau dari
sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah (raw material) dan
tenaga kerja (man power) yang tidak kecil artinya.
3. dari segi kegiatan
kerja (occupation) desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa
industry, desa nelayan dan sebagainya.
Dari uraian tersebut maka
secara singkat ciri-ciri masyarakat pedesaan di Indonesia dapat disimpulkan
sebagai berikut:
a. Homogenitas social
Bahwa masyarakat desa terdiri
dari satu atau beberapa kekerabatan saja, sehingga pola hidup tingkah laku
maupun kebudayaan sama/homogen.Hubungan primer Pada masyarakat desa hubungan
kekeluargaan dilakukan secara musyawarah.
b. Kontrol sosial yang
ketat
Setiap anggota masyarakat
saling mengetahui masalah yang dihadapi anggota lain bahkan ikut
menyelesaikannya.
c. Gotong royong
Nilai-nilai gotong royong pada
masyarakat pedesaan tumbuh dengan subur dan membudaya.
d. Ikatan sosial
Setiap anggota masyarakat
pedesaan diikat dengan nilai-nilai adat dan kebudayaan secara ketat.
e. Magis religius
Kepercayaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa bagi masyarakat desa sangat mendalam.
f. Pola kehidupan
Masyarakat desa bermata
pencaharian di bidang agraris, baik pertanian, perkebunan, perikanan, dan
peternakan.
MASYARAKAT
KOTA
A.
Pengertian Masyarakat
Pedesaan dan Perkotaan
Kota adalah suatu
sistem jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata
sosial ekonomi yang heterogen, dan corak kehidupan yang materialistik.
Masyarakat
perkotaan sering juga disebut urban community. Pengertian
masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupan serta ciri-ciri
kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Masyarakat kota memiliki
tatanan yang heterogen sehingga kelompoknya lebih dinamis. Masyarakat kota
mempunyai daya tarik bagi masyarakat desa untuk melakukan urbanisasi.
Beberapa pendapat para ahli mengenai masyarakat perkotaan :
1. Wirth
Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan
permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
2. Max Weber
Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat
memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal.
3. Dwigth Sanderson
Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau
lebih.
B.
Ciri – Ciri Masyarakat Perkotaan
Ciri-ciri masyarakat kota (urban) antara lain :
1. Kehidupan keagaam berkurang, karena
cara berpikir yang rasional dan cenderung sekuler.
2. Sikap mandiri yang kuat dan
tidak terlalu tergantung pada orang lain sehingg cenderung individualistis.
3. Pembagian kerja sangat jelas dan
tegas berdasarkan tingkat kemampuan/ keahlian
4.Hubungan antar individu bersifat
formal dan interaksi antar warga berdasarkan kepentingan.
5. Sangat menghargai waktu sehingga
perlu adanya perencanaan yang matang.
6. Masyarakat cerderung terbuka
terhadap perubahan didaerah tertentu (slum)
7. Tingkat pertumbuhan penduduknya
sangat tinggi
8. Kontrol sosial antar warga relatif
rendah
9. Kehidupan bersifat non agraris dan
menuju kepada spesialisasi keterampilan
10. Mobilitas sosialnya sangat tinggi
karena penduduknya bersifat dinamis, memamanfaatkan waktu dan kesempatan,
kreatif, dan inovatif.
C. Aspek Positif dan Negatif Masyarakat Perkotaan
Berikut aspek positif dari
perkotaan:
a)
Perkotaan dapat memberikan pekerjaan bagi tenaga kerja kasar dari desa yg
bekerja di proyek pembangunan gedung dikota.
b)
Perkotaan dapat memenuhi kebutuhan penduduk dengan fasilitas seperti wahana
rekreasi, mall, dan hiburan lainnya.
c)
Tersedianya pembangkit tenaga listrik buat penerangn dan kebutuhan lainya.
d)
Fasilitas pendidikan dan perguruan tinggi yang bagus-bagus dan sudah
terakreditasi.
e)
Tersedia lapangan kerja.
f)
Perkotaan juga devisa buat negara.
Aspek negatif dari
perkotaan:
a)
Terjadinya transmigrasi besar-besaran oleh orang desa ke kota yg menyebabkan
kepadatan penduduk.
b)
Sehingga adanya pembangunan liar rumah-rumah dan pengangguran karena sedikitnya
orang desar yg diterima bekerja.
c)
Tingkat kriminalitas tinggi karena banyaknya pengangguran dan mereka terpaksa
untuk melakukan kejahatan untuk memenuhi kebutuhan.
d)
Pembangunan dipedesaan menjadi terlambat karena orang-orang desa pada kekota
untuk mencari pekerjaan.
D. Unsur Lingkungan Perkotaan
Perkembangan kota merupakan
manifestasi dari pola-pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik.
Kesemuanya akan tercermin dalam komponen-komponen yang membentuk stuktur kota
tersebut.
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan setidaknya
mengandung 5 unsur yang meliputi :
a)
Wisma : unsure ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat
berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan
kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga.
b)
Karya : unsure ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota,
karena unsure ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
c)
Marga : unsure ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk
menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya didalam
kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota lain atau daerah lainnya.
d)
Suka : unsure ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan
penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
e)
Penyempurna : unsure ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi
belum secara tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas
pendidikan dan kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan
utilitas kota.
E. Fungsi Ekternal Kota
a. Sebagai tempat melakukan
politik
b. Sebagai tempat untuk
memperluas jaringan usaha
c. Sebagai tempat untuk
memperoleh ilmu yang tinggi
d. Sebagai sarana produksi
Komentar
Posting Komentar